Kerangka
kerja penelitian penerimaan devisa dari sektor pariwisata di Jogjakarta
Tahapan
proses analisis
Pendapatan Asli
Daerah Jogjakarta masih belum bisa diandalkan sebagai sumber pembiayaan dalam
mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi, hal tersebut dikarenakan oleh
beberapa hal yaitu :
1) Relatif
rendahnya basis pajak/retribusi daerah.
2) Peranannya
yang tergolong kecil dalam total penerimaan daerah.
3) Kemampuan
administrasi pemungutan di daerah yang masih rendah.
4) Kemampuan
perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah.
Kontribusi
sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah
Dalam Undang-undang nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah dijelaskan bahwa sumber
pendapatan daerah terdiri atas:
(a) pendapatan asli daerah, yaitu :
hasil
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah,
(b) dana perimbangan,
(c) pinjaman daerah,
(d) lain-lain
pendapatan daerah yang asli.
Kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya
sangat ditentukan atau tergantung dari sumber sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menghidupi dirinya sendiri dengan
mengadakan pengelolaan terhadap potensi yang dimiliki, untuk itu usaha
untuk mendapatkan sumber dana yang tepat merupakan suatu keharusan.
Terobosan-terobosan baru dalam memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran
pemerintah daerah harus dilakukan, salah satunya adalah sektor pariwisata.
Pendapatan asli daerah (PAD)
adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang dituangkan dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan merupakan sumber murni penerimaan
daerah yang selalu diharapkan peningkatannya. Hasil penelitian
yang dilakukan Roerkaerts dan Savat
(Spillane, 1987:138)
menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diberikan sektor
pariwisata adalah:
(a) menambah
pemasukan dan pendapatan, baik untuk
pemerintah daerah maupun
masyarakatnya. Penambahan ini bisa dilihat dari
meningkatnya pendapatan dari
kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat, berupa
penginapan, restoran, dan rumah
makan, pramuwisata, biro perjalanan dan
penyediaan cinderamata. Bagi
daerah sendiri kegiatan usaha tersebut merupakan
potensi dalam menggali PAD,
sehingga perekonomian daerah dapat ditingkatkan,
(b) membuka kesempatan kerja,
industri pariwisata merupakan kegiatan mata
rantai yang sangat panjang,
sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat di daerah tersebut,
(c) menambah devisa negara, semakin banyaknya
wisatawan yang datang, maka makin
banyak devisa yang akan diperoleh,
(d) merangsang pertumbuhan kebudayaan
asli, serta menunjang gerak pembangunan
daerah
CONTOH STUDY KASUS PERHITUNGAN PENERIMAAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA
Propinsi Kopo memiliki jumlah penduduk 8.310.000 jiwa. Pada tahun 1993, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi provinsi ini tercatat sebanyak 678.542 orang. Sedangkan wisatawan nusantara yang datang melakukan kegiatan wisata di kawasan ini berjumlah 1.134.860 orang wisatawan. Menurut kantor pariwisata Kopo kecenderungan kegiatan pariwisata di daerah ini adalah sebagai berikut :
- Pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara per hari adalah 75 US$, sedang wisatawan nusantara memiliki pengeluaran rata-rata per harinya sebesar Rp.25.000
- Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara 10 hari sedangkan wisatawan nusantara 5 hari.
- Nilai tambah Provinsi Kopo diketahui besarnya 45%
- Pendapatan regional provinsi ini diketahui
sebesar Rp.1.625.000.000.000,00
- Pada tahun 1993 1 US $ sebanding dengan Rp.2.500,-
Diketahui :
KETERANGAN
|
JUMLAH
|
|
JUMLAH
PENDUDUK(P)
|
8.310.000
|
|
NF
|
678.542
|
|
ND
|
1.134.860
|
|
EF
|
75 US$ X RP
25000
|
RP 187.500
|
ED
|
RP. 25.000
/ HARI
|
|
LF
|
10 HARI
|
|
LD
|
5 HARI
|
|
RY
|
1.625.000.000.000
|
|
VA
|
45%
|
0,45
|
TI, Y, CT ,
Jawab
Analisis Intensitas pariwisata Intensitas pariwisata
TI
|
=
|
((Nf x Lf) + (Nd
x Ld)) x 100%
|
P
|
8.310.000
TI
= 12.459.720.000
8.310.000
TI = 1.499.364.621
Pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan pariwisata kepada provinsi Kopo
Y = (1.134.860 X 5 HARI X 25.000) + (678.542 X 10
HARI X 187.500)
Y = 1.418.575 + 1.272.266,25
Y = 128.645.200
Sumbangan dar sektor pariwisata untuk pendapatan
regional
CT
|
=
|
Y x Va x
100%
|
NY
|
CT
= 128.645.200 X 0,45 X 100 %
1.625.000.000.000
CT
= 356.248.246
Analisis
tentang kondisi pariwisata di provinsi Kopo
- Kontribusi sektor pariwisata terhadap
pendapatan nasional adalah bagian dari pendapatan nasional/daerah yang
disumbangkan oleh kegiatan pariwisata dengan mempertimbangkan nilai tambah yang
dihasilkan oleh kegiatan tersebut
- Besarnya
persentase sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan nasional/daerah akan
memberikan masukan mengenai arti penting kegiatan pariwisata provinsi kopo, dan
mengangkat nilai ekonomi daerah setempat
Nilai 75
ReplyDeleteKhusus untuk hitungannya masih perlu belajar ok