Tuesday, May 15, 2012


Kerangka kerja penelitian penerimaan devisa dari sektor pariwisata di Jogjakarta
Tahapan proses analisis

Pendapatan Asli Daerah Jogjakarta masih belum bisa diandalkan sebagai sumber pembiayaan dalam mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yaitu :

1) Relatif rendahnya basis pajak/retribusi daerah.
2) Peranannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan daerah.
3) Kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang masih rendah.
4) Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah.


Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah
Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah dijelaskan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas: 
(a) pendapatan asli daerah, yaitu : 
hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan  daerah yang dipisahkan,dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, 
(b) dana perimbangan,
(c)pinjaman daerah,
(d) lain-lain pendapatan daerah yang asli. 

Kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya sangat  ditentukan atau tergantung dari sumber sumber pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut untuk dapatmenghidupi dirinya sendiri dengan mengadakan pengelolaan terhadap potensiyang dimiliki, untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber dana yang tepat merupakan suatu keharusan. Terobosan-terobosan baru dalam memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah harus dilakukan, salah satunyaadalah sektor pariwisata.
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang dituangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan merupakan sumber murni penerimaan daerah yang selalu diharapkan peningkatannya. Hasil penelitian yang dilakukan Roerkaerts dan Savat
(Spillane, 1987:138) menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diberikan sektor
pariwisata adalah: 

(a) menambah pemasukan dan pendapatan, baik untuk
pemerintah daerah maupun masyarakatnya. Penambahan ini bisa dilihat dari
meningkatnya pendapatan dari kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat, berupa
penginapan, restoran, dan rumah makan, pramuwisata, biro perjalanan dan
penyediaan cinderamata. Bagi daerah sendiri kegiatan usaha tersebut merupakan
potensi dalam menggali PAD, sehingga perekonomian daerah dapat ditingkatkan,
(b) membuka kesempatan kerja, industri pariwisata merupakan kegiatan mata
rantai yang sangat panjang, sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat di daerah tersebut,
(c) menambah devisa negara, semakin banyaknya
wisatawan yang datang, maka makin banyak devisa yang akan diperoleh,
(d) merangsang pertumbuhan kebudayaan asli, serta menunjang gerak pembangunan
daerah


CONTOH STUDY KASUS PERHITUNGAN PENERIMAAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA  
 
Propinsi Kopo memiliki jumlah penduduk 8.310.000 jiwa. Pada tahun 1993, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi provinsi ini tercatat sebanyak 678.542 orang. Sedangkan wisatawan nusantara yang datang melakukan kegiatan wisata di kawasan ini berjumlah 1.134.860 orang wisatawan. Menurut kantor pariwisata Kopo kecenderungan kegiatan pariwisata di daerah ini adalah sebagai berikut :


  1. Pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara per hari adalah 75 US$, sedang wisatawan nusantara memiliki pengeluaran rata-rata per harinya sebesar  Rp.25.000
  2. Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara 10 hari sedangkan wisatawan nusantara 5 hari. 
  3. Nilai tambah Provinsi Kopo diketahui besarnya 45% 
  4. Pendapatan regional provinsi ini diketahui sebesar Rp.1.625.000.000.000,00 
  5. Pada tahun 1993 1 US $ sebanding dengan Rp.2.500,-

Diketahui : 


KETERANGAN

JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK(P)
8.310.000

NF
678.542

ND
1.134.860

EF
75 US$ X RP 25000
RP 187.500
ED
RP. 25.000 / HARI 

LF
10 HARI

LD
5 HARI

RY
1.625.000.000.000

VA
45%
0,45
  Ditanya : 
TI, Y, CT , 

Jawab 
 
Analisis Intensitas pariwisata Intensitas pariwisata 
TI
=
((Nf x Lf) + (Nd x Ld)) x 100%
                               P




TI = (678.542 X 10 HARI )+(1.134.860 X 5 HARI )
8.310.000
TI = 12.459.720.000
8.310.000
TI = 1.499.364.621
 
Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pariwisata kepada provinsi Kopo 
  Y  ND X LD X ED) + (NF X LF X EF)
Y = (1.134.860 X 5 HARI X 25.000) + (678.542 X 10 HARI X 187.500)
Y = 1.418.575 + 1.272.266,25
Y = 128.645.200
 
Sumbangan dar sektor pariwisata untuk pendapatan regional 
CT
=
 Y x Va x 100%
                       NY


CT = 128.645.200 X 0,45  X 100 %
1.625.000.000.000

CT = 356.248.246


Analisis tentang kondisi pariwisata di provinsi Kopo


  1. Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan nasional adalah bagian dari pendapatan nasional/daerah yang disumbangkan oleh kegiatan pariwisata dengan mempertimbangkan nilai tambah yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut  
  2. Besarnya persentase sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan nasional/daerah akan memberikan masukan mengenai arti penting kegiatan pariwisata provinsi kopo, dan mengangkat nilai ekonomi daerah setempat